Funtana, Sukhoi, Extra menurut saya dapat dikelompokan ke dalam pesawat sport atau 3D aerobatics.
FuntanaS yang sering terbang di JAC adalah FuntanaS kelas 40 dan 90. Bentuknya memang menarik, hampir semua aeromodeller tertarik dengan model FuntanaS. Ada beberapa aeromodeller yang memiliki FuntanaX di JAC, tapi tidak sebanyak FuntanaS. Manuever 3D-nya OK, hover, harrier, dll. dapat diakomodasi oleh FuntanaS maupun FuntanaX. Hampir semua FuntanaS dan FuntanaX kelas 90 menggunakan engine YS110 4 stroke. Untuk FuntanaS kelas 40, ada beberapa penerbang yang menggunakan YS63S atau OS70 4 stroke, ada juga yang menggunakan OS46AX, OS55 sampai dengan OS60 2 stroke.
Saya pernah lihat FuntanaS 90 menggunakan engine OS120 2 stroke, kelihatannya komposisinya tepat. Terlihat pada saat hover, kalau YS110, pesawat lebih kelihatan bergoyang-goyang akibat hentakan YS110 4 stroke yang demikian kuatnya, kalau OS120 2 stroke, pesawat lebih stabil, mungkin karena hentakan OS120 2 stroke tidak sekuat YS110 4 stroke. Untuk manuever 3D lainnya, OS120 2 stroke masih bisa akomodasi. Yang pasti, OS120 2 stroke investasinya lebih efisien dibandingkan YS110 4 stroke, termasuk konsumsi bahan bakarnya, OS120 2 stroke dengan Cool Power 15% sudah OK, YS110 4 stroke kalau mau OK harus pakai Byron 20% atau Omega 30%, Byron 15% kurang ”nendang”:silly:
Sukhoi yang sering terbang di JAC adalah Sukhoi kelas 120. Kebanyakan mereka menggunakan mesin OS120 4 stroke. Sukhoi tersebut buatan Pak Harry. Ada yang berwarna biru, merah dan kuning. Bentuknya tidak kalah menariknya dengan FuntanaS atau FuntanaX. Buatannya rapih sekali. Sukhoi yang ada di foto terlampir semuanya adalah buatan Pak Harry, made in DN :kiss: , T O P :cheer: .....Manuever 3D-nya OK, tidak kalah dengan FuntanaS dan FuntanaX.
Sepertinya jenis pesawat Sukhoi sekarang sudah menjadi barang koleksi. Banyak aeromodeller menyimpan pesawat ini, karena bentuknya classic dibandingkan dengan jenis pesawat lainnya.
OK juga sepertinya kalau diadakan terbang bareng khusus pesawat Sukhoi 120. Terbang di Halim membuat manuever kotak-horizontal dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri tergantung arah angin pada saat take off (manuever lapangan bola seperti manuever aeromodeller yang sedang belajar terbang). Manuever ini dilakukan oleh Sukhoi 120 bersamaan, kalau bisa sampai 10 pesawat atau lebih.
Take off dilakukan satu persatu, tapi take off baru akan dilakukan kalau semua Sukhoi engine-nya sudah siap terbang dan sudah antri di landasan pacu, jadi seperti balap F1, asep dan baunya sudah kemana2 ....keren sepertinya
Extra yang terlampir adalah keluaran Dave Patrick Model (DPM), menggunakan Engine Moki 180 2 stroke. Pesawat ukuran besar, jauh lebih besar dari Funtana dan Sukhoi yang sering terbang di JAC. Pesawat jenis sport yang patut dimiliki aeromodeller. Manuevernya lebih pasti dan tegas dibandingkan dengan Funtana dan Sukhoi yang ada fotonya. Hanya kebutuhan servo-nya sepertinya sudah lain dengan Funtana maupun Sukhoi, karena berat badan pesawat Extra DPM mungkin sudah lebih dari 5 kg. Bentuknya tidak kalah menarik dengan Funtana dan Sukhoi. Buatannya rapih, sama rapihnya dengan Sukhoi. Warna kuning, sangat menarik dan enak dipandang pada saat terbang di langit biru. Tidak banyak yang punya pesawat Extra DPM, tapi tetap saja ada yang punya pesawat Extra DPM ini di JAC, sampai-sampai 1 orang punya 2 Extra DPM, jarang terbang lagi :lol:
Jika anda sudah handal melakukan basic manuever dengan Tiger 60, dan anda tertarik dengan pesawat 3D, 3 pesawat terlampir adalah pesawat yang cocok untuk 3D dan terbukti OK :side: