http://forum.jac.or.id/index.php?topic=798.435Jaman pakai mesin OS140RX Fuel Injection
Konon dulu penerbangnya punya Giles 202 yang warna oranye kuning, kemudian diganti dengan Giles 202 warna united colours
Pernah juara F3A dengan pesawat ini, pada saat ikut pertandingan, wing-nya pernah keinjak tangan kalau tidak salah, rengat halus
Karena sesuatu dan lain hal, pernah "selip", sampai-sampai fuselage-nya total lost, tapi wing aman.
Kebetulan masih ada fuselage baru di "pabrik"-nya didaerah Cakung apa ya, satu lokasi dengan pabrik keramik. Jadi aman suraman alias pesawat utuh kembali, tinggal dirakit ulang.
Sejak 2009 "selip", baru Hari Minggu, 15 Agustus 2016 terbang lagi. 7 tahun nongkrong itu pesawat Giles 202, hampir sama dengan Funtana 90, 10 tahun nongkrong di hangar rumah
Hari Sabtu, 14 Agustus 2016 sebenarnya sudah siap, tapi ada yang tidak beres, kalau di-full throttle mesin mati. Electronic speed control-nya nggak kuat ampere-nya atau apa
Hari Minggu, 15 Agustus 2016, akhirnya terbang, mulus, pada saat landing, agak keder, sudah hampir 5 tahun mungkin tidak terbang pesawat RC, landingnya terlalu pinggir di landasan pacu, landing gear-nya nempel diaspal, tapi wing nya karena lebar, nyangkut di-alang-alang tinggi, selip minor, landing gear copot..halah
Langsung diperbaiki di bengkel resmi JAC-Casmin Workshop, Hari Rabu, 17 Aheusteus 2016, terbang dengan sempurna sebanyak 2 jam terbang baterei
Akhirnya......, mantaps
Sampai dengan Hari Sabtu 21 Agutus 2016 kemarin, Giles 202 sudah terbang 5 jam terbang baterei
Tapi tetap saja landing-nya masih ampul-ampulan, landasan sepanjang itu juga belum cukup, masih lebih terus kalau landing, sampai keluar runway
Jadi, kesimpulannya, walaupun dulu kita handal mengendalikan pesawat, kalau sudah dalam kurun waktu yang lama tidak terbang, kita harus banyak menyesuaikan diri lagi...
Pernah diukur heart rate-nya, pada saat belum terbang, di shelter, HR 79, pada saat terbang, HR sampai 150, itu penerbangan ke 6 jam terbang tanki dengan Funtana 90 dan selama 6 tahun baru terbang low wing lagi
Sama jadinya seperti Giles 202, Funtana 90 pada saat awal-awal, landing-nya ya sama, ampul-ampulan tingkat berat, keluar landasan juga
, tapi landing gear tidak sampai copot sich, cuma pernah landing gear "menganga" dan rata dengan tanah diujung landasan, gara-gara ampul-ampulannya terlalu tinggi dan pesawat jatuh bebas sejajar tanah dari ketinggian 1 m barangkali, brak...langsung landing gear rata tanah
setelah terbang 20 kali jam terbang tanki dalam waktu 2 minggu, baru landing nemu lagi, seperti jaman dulu lagi..mulus abissss, mau ada angin, nggak ada angin, mau cross wind apa lu kate, landing muluzzzz
Kalau deg-deg-an, jadi kurang baik fungsi pengendaliannya...
Setelah 20 kali terbang dalam kurun waktu 1 bulan, yakin golakokin, landing pesawat Giles 202 akan sedia kala seperti jaman dulu lagi
, padahal sudah setiap minggu terbang helikopter sebanyak 8 jam terbang baterei, 1 bulan sudah 32 jam, 1 tahun sudah 300 an jam terbang, 5 tahun sudah 1500 jam terbang, begitu landing pesawat, tetap keder, harus pelan-pelan lagi menyesuaikan diri lagi
Oleh sebab itu, main fixed dan rotary wing, selalu akan seru, karena memacu adrenalin
Sampai ketemu besok di JAC Halim, terbang dan terbang terus, biar maneuver ok dan landing ok terus
Salam aeromodelling
GILES 202