Take off
THOR 40-Trainer, standar pabrikan
Mesin pertama menggunakan Thunder Tiger 46, setelah kira-kira 80 kali penerbangan, bearing rusak, karena merasa sudah bisa terbang, sering dikebut dan full throttle terus, kemudian diganti OS46AX. Mesin lebih awet sekarang, karena sudah tahu terbang yang benar.
Jadi catatannya: kalau terbang itu bukan kecepatan yang diutamakan, tetapi manuever dan manajemen throttle yang tepat guna
(kecuali terbang pylon race)
Propeller menggunakan APC 11X6. Pernah menggunakan Propeller Master Airscrew, kurang pas karakternya. APC lebih ok kemana-mana
Dibuat tahun 2000 (sudah dirakit sebagian, tapi lama disimpan diatas rak di langit-langit garasi)
Terbang perdana 3 Juli 2004 dan sudah 141 kali terbang jam tanki (1 tanki = 10 menit penerbangan, jadi total sudah mengudara 1410 menit atau 23.5 jam atau sebentar lagi seharian terbang
)
30 menit lagi atau 3 kali penerbangan lagi akan menjadi 1440 menit atau 24 jam atau 1 hari
Terakhir terbang pada Hari Minggu, 13 Oktober 2013 sebanyak 3 kali terbang
Setiap kali terbang selama 10 menit kira-kira menempuh jarak 10 km, jadi total sudah 1410 km, kira-kira sama dengan jarak antara Jakarta ke Jogja pp dan BSD ke Bandung pp
Kecepatan rata-rata pada saat terbang adalah 60 km per jam
Ban Dubro, sudah mulai habis alurnya
Mungkin sudah take off dan landing sekitar 250 kali, karena dulu pernah dipakai belajar dengan metoda touch and go, cukup teruji Ban Dubro dari karet
.
Sampai sekarang velg-nya masih utuh dan bagus.
Mungkin ban tersebut sudah jalan 250x100 m = 25.000 m = 25 km
, kira-kira termasuk belajar taxiing, take off dan landing, belajar touch and go
Lumayan jauh juga, sama dengan jarak dari BSD kemudian keluar tol Ragunan kalau lewat Tol TB Simatupang
Bahan bakar, sebagian besar Cool Power 15%, pernah menggunakan Wild Cat 15% 1 galon dan Byron 10% 1 galon. Sudah menghabiskan 8 galon fuel, termasuk break in dan belajar taxiing dulu
Belum pernah ganti monokote, no crash, jangan sampai
Pesawat latih tua, gpp, kalau pesawat pattern harus yang terkini, sebab pesawatnya di-design sesuai dengan urutan internasional manuever terkini
Menurut Pak Darjo, penjaga JAC Halim, teman-teman angkatan pesawat ini sudah pada ndak ada
Pesawat latih ini digunakan untuk pengetesan receiver baru, baterei baru, atau servo baru, sebelum peralatan elektronik tersebut dipindahkan ke pesawat lain yang baru atau pesawat yang lama, yang nilai pesawatnya berkali-kali dari pesawat latih atau digunakan untuk pemanasan, karena jeda tidak pernah terbang sama sekali >= 3 bulan
Sekarang lebih banyak digunakan untuk memperkenalkan kepada anggota baru yang terbangnya dengan pesawat eletrik ukuran kecil, agar mereka tetap bisa merasakan terbang dengan pesawat bermesin seri 40 sebelum melonjak ke pesawat gasoline
Jaman sekarang di era 2012-2013, main eletrik, kalau mau yang besar langsung main gasoline
Jarang ada yang mau terbang pesawat dengan mesin 2 stroke, apalagi 4 stroke (sepertinya di JAC Halim untuk anggota baru)
By Sony